sejak kita bertemu hari adalah detik dan detik adalah suara.
Sejak saat itu dingin bermetamorfosa jadi rindu dan rindu menjadi hangat.
Bercengkrama aku dalam rinduku dan kamu dalam rindumu.
Hingga di sudut puisiku ada nadi yang kau detakkan dalam diam.
Ada kata yang kau rangkaikan dalam kenangan.
Seperti hari yang kita jalani dengan kesendirian.
Kita lelah untuk ramai. Kita lelah untuk berkata-kata lagi. Kita lelah untuk bersama lagi.
Kita akhiri detik yang tak lagi berdetak. Mencoba kehadiran waktu dan air mata yang baru. Sederhana saja, hanya untuk dua anugrah, waktu dan perasaan
Sejak saat itu dingin bermetamorfosa jadi rindu dan rindu menjadi hangat.
Bercengkrama aku dalam rinduku dan kamu dalam rindumu.
Hingga di sudut puisiku ada nadi yang kau detakkan dalam diam.
Ada kata yang kau rangkaikan dalam kenangan.
Seperti hari yang kita jalani dengan kesendirian.
Kita lelah untuk ramai. Kita lelah untuk berkata-kata lagi. Kita lelah untuk bersama lagi.
Kita akhiri detik yang tak lagi berdetak. Mencoba kehadiran waktu dan air mata yang baru. Sederhana saja, hanya untuk dua anugrah, waktu dan perasaan
0 comments:
Post a Comment