I am freelance intelligence. Currently trying to understand capitalism.

Saturday, 12 September 2015

Waktu yang Dinanti

I'm not ready to let you go.

Kita semua mungkin pernah mengalami bagaimana rasanya menyakiti dan disakiti. Kita merasakan bagaimana cinta pernah membawa kita melayang hingga titik tertinggi. Kita juga pernah merasakan bagaimana cinta menjatuhkan kita pada jurang yang sunyi, hanya tersisa kita dan kenangan-kenangan yang susah untuk dihilangkan. Keadaan membuat kita tidak tahu kemana harus melangkah. Ingin rasanya melangkah kembali jika masih mungkin.

---

Tapi mungkin waktu akan membawa cahaya yang baru. Layaknya malam dan pagi. Kita hanya perlu diam dikala malam untuk menunggu hadirnya pagi. Pagi yang akan memberikan cahaya dan membuat kita tahu kemana harus melangkah. Tapi satu hal yang kita tidak tahu ialah; akan selama apakah hingga malam berlalu? Dan seperti apakah wujud pagi yang akan hadir? Apakah pagi yang cerah dengan matahari yang mempesona di langit biru? Apakah pagi berawan dengan beberapa ekor burung yang berkicau? Apakah pagi yang gerimis dengan angin yang berhembus perlahan?




1 comment:

  1. pagi yang gerimis dengan angin yang berhembus perlahan.
    ah, tapi pagi apapun itu, yang mana saja, aku tetap suka.

    ReplyDelete